Gaji Tunggal bagi PNS Harus Dikaji

14-09-2023 / KOMISI II
Anggota Komisi II DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra. Foto : Dok/Man

 

Single salary atau gaji tunggal untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) kembali mencuat, rencana perubahan skema penggajian PNS ke sistem single salary  menjadi agenda prioritas kerja pemerintah tahun depan. Anggota Komisi II DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra berpendapat, rencana tersebut harus dikaji secara benar dan komprehensif, karena akan memberikan dampak yang signifikan pada birokrasi. Menurutnya, yang terpenting adalah, bagaimana pemberian salary  ini diberikan dapat meningkatkan kinerja yang ada.

 

"Jadi terkait dengan single salary ini ini harus benar-benar dikaji, dianalisis karena itu akan berdampak pada beban kerja itu akan berdampak kepada jabatan. Ada beberapa elemen dari pendapatan PNS itu ada tunjangan lain-lain nah tunjangan ini berdasarkan dari jabatan seseorang dari beban kerja yang dia harus tanggung," papar Gus Adhi sapaan akrabnya saat diwawancarai Parlementaria, di Gedung Nusantara, Rabu (13/9/2023).

 

Menteri Keuangan sudah menyinggung soal skema gaji tunggal ini pada 2019 silam. Kajian one system single salary dilakukan sebagai upaya reformasi birokrasi demi mencegah tindakan korupsi. Single salary sebenarnya bukanlah rencana baru, pada 2014 lalu, sederet eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong penerapan skema gaji tunggal bagi para abdi negara.

 

Akan tetapi perbaikan sistem penggajian tak langsung membuat godaan korupsi luntur. Pasalnya, ia menyebut nilai suap di lingkungan pemerintahan terbilang besar, sedangkan anggaran belanja pegawai terbatas. Sistem penggajian atau gaji harus disertai dengan tolak ukur kinerja, fungsi akuntabilitas, dan dari sisi integritas, itu harus satu paket.

 

Berdasarkan dokumen Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang terbit Agustus 2017 lalu, single salary system membuat PNS hanya akan menerima satu jenis penghasilan berupa gabungan berbagai komponen penghasilan. Single salary system yang rencananya diterapkan bakal terdiri dari unsur jabatan alias gaji dan tunjangan mencakup kinerja dan kemahalan.

 

Lalu, bakal ada sistem grading yang berpengaruh dalam menentukan besaran gaji di beberapa jenis jabatan PNS. Grading merupakan level alias peringkat nilai atau harga jabatan yang menunjukkan posisi, beban kerja, tanggung jawab, dan risiko pekerjaan. (ssb/aha)

BERITA TERKAIT
Pemda Berperan Penting dalam Tata Kelola dan Kelancaran Distribusi Gas LPG 3 Kg
10-02-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Irawan menilai Pemerintah daerah (Pemda) memegang peranan penting dalam tata kelola...
Komisi II Minta Pemprov Jatim Segera Selesaikan Masalah Honorer
07-02-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Surabaya - Anggota Komisi II DPR RI Deddy Sitorus meminta agar Pemprov Jatim dan BKN Kanreg Surabaya segera menyelesaikan...
Ali Ahmad Temukan Guru Honorer Kemenag Belum Terdata di BKN
06-02-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Surabaya – Anggota Komisi II DPR RI, Ali Ahmad, meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)...
Komisi II Apresiasi Seleksi CPNS dan PPPK 2024 di Jawa Timur
06-02-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Surabaya – Anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Irawan, mengapresiasi pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai...